Malam bulan dipagar bintang.
Membelai rindu pungguk mendayu
Memujuk Upiek pilu menunggu
Melambai Buyung di rantau sayu
Siang matari ditabir awan.
Merentas langit menyinar kehidupan
walau apapun jua yang merintang
tiba senja tanpa mungkir sampailah ia
melabuhkan tabir malam sempadan hari
mendinginkan bara pasir krikil sahara
menghidupkan lampu rumah api
menyalakan bintang-bintang langit tinggi
penunjuk arah pemandu hala
kapal di laut kafilah di daratan.
Demikian bulan, bintang-bintang dan matari
masing-masing
menyempurnakan tadbiran alam
yang diwajibkan ke atas mereka
setulus ketelusan penuh setia.
Dalam demikian
manusia kian jua seperkasanya
memalamkan siang, mensiangkan malam
dan merelaikan bintang-bintang dari tangkainya
satu demi satu gugur
jadi debu jadi duli di bawah telapak kaki
yang disorongkan kepala
mohon diinjakkan lagi dan lagi dan lagi
atas nama setia
sang buta, si tuli dan bisu
yang merata dan melata jalan tak berpeta
arah tak berpedoman
hala tak keruan
qiblat tak terbacakan
ejaannya sudah lama dipadamkan.
yassinsalleh
1158 hrs. sept 30. 2010
Hospital Serdang, Kajang
No comments:
Post a Comment